Contoh surat perjanjian hutang sangat penting untuk Anda ketahui agar dapat membuat surat perjanjian hutang yang kredibel dan juga berkualitas. Surat perjanjian hutang sendiri merupakan surat tertulis yang mencakup berbagai poin dalam perjanjian hutang. Beberapa poin tersebut seperti jumlah hutang yang diberikan dan akan dibayarkan, waktu jatuh tempo dan juga metode yang akan digunakan dalam membayar hutang. Untuk tahu lebih lanjut soal surat perjanjian hutang, mari simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
Baca Juga : Penyelesaian Kasus Hutang Piutang, Pidana atau Perdata?
Komponen Dalam Surat Perjanjian Hutang
Sebelum Anda tahu contoh-contoh dalam surat perjanjian hutang, alangkah lebih baik Anda mengetahui lebih dahulu komponen-komponen penting dalam surat perjanjian hutang.
1. Subjudul
Komponen pertama yang penting dalam surat perjanjian hutang adalah subjudul. Di mana komponen ini adalah komponen yang akan membantu mengorganisir setiap poin dalam kelompok-kelompok yang relevan. Selain itu, subjudul juga dapat membuat struktur yang ada di surat perjanjian hutang terlihat lebih rapi yang mana akan memudahkan untuk mengartikan isi-isi dalam surat dan meminimalisir kesalahpahaman.
Dalam surat perjanjian hutang sendiri, subjudul umumnya mencakup beberapa poin penting dalam hutang. Beberapa poin tersebut antara lain ialah lembaga pemberi pinjaman, nama lengkap peminjam, informasi pribadi, hingga waktu jatuh tempo pembayaran hutang.
2. Alasan Berhutang
Saat membuat surat perjanjian hutang, tidak ada salahnya Anda mencantumkan alasan penghutang memutuskan untuk berhutang. Umumnya alasan ini akan menjadi bukti kuat nanti manakala masalah hutang piutang mengalami titik buntu hingga harus di bawa ke pengadilan. Oleh sebab itu, tidak ada salahnya mencantumkan alasan berhutang secara detail dalam surat perjanjian hutang.
Baca Juga : Pengacara Hutang Piutang: Apa Manfaatnya?
3. Nominal Utang
Dalam surat perjanjian hutang, Anda juga perlu menyebutkan nominal hutang yang diberikan dan juga nominal jumlah uang yang akan dibayarkan penghutang untuk melunasinya. Manakala terdapat bunga dalam hutang, masukkan juga nominal bunga yang akan dibebankan sehingga nantinya tidak ada kesalahpahaman dalam proses hutang piutang tersebut. Karena banyak proses hutang piutang yang berujung konflik akibat dari bunga yang tidak dipaparkan dengan jelas saat akan mulai proses hutang piutang.
4. Metode Pelunasan
Selain perlu memasukkan nominal uang yang harus dibayarkan, perlu juga Anda memasukkan metode pelunasan hutang dalam surat perjanjian. Hal ini penting untuk mengetahui detail proses pembayaran hutang nantinya. Sehingga nanti tidak ada namanya proses mangkir dalam pembayaran hutang.
Metode pembayaran hutang yang umum dilakukan dimasyarakat saat ini sendiri ada 2 jenis, yaitu dengan membayar cash atau lunas dan kredit atau dicicil. Dimana umumnya jika menggunakan metode cash, waktu tempo yang ditetapkan akan jauh lebih lama. Sedangkan jika menggunakan metode dicicil, maka jatuh tempo yang ditetapkan cenderung lebih singkat, namun berjangka di setiap waktu yang telah ditetapkan. Baik di tiap minggu, bulan, atau bahkan tahun.
5. Batas Waktu Pembayaran
Hal yang tidak kalah penting yang perlu dicantumkan dalam surat perjanjian hutang adalah waktu pembayaran yang ditetapkan. Di mana waktu pembayaran atau pelunasan disini pastinya adalah waktu yang telah disepakati oleh kedua belah pihak, antara penghutang dan pemberi hutang.
Namun, perlu diperhatikan dalam hal ini adalah penulisan waktu harus sedetail mungkin. Mulai dari hari, bulan dan juga tahun. Tidak hanya itu, pastikan juga waktu tersebut sudah disepakati bersama. Sebab, seringkali konflik dalam hutang muncul akibat batas waktu pembayaran yang diputuskan oleh sebelah pihak saja.
6. Konsekuensi Gagal Bayar
Tidak hanya batas waktu saja yang penting, pastikan Anda juga memberikan sebuah konsekuensi dalam surat perjanjian hutang. Hal ini sebagai pencegahan manakala ketika jatuh tempo hutang belum dibayar sama sekali. Sehingga hal ini akan memastikan penghutang akan berusaha semaksimal mungkin untuk melunasi hutangnya.
Tips Membuat Surat Perjanjian Hutang
Setelah tahu beberapa poin penting yang harus ada dalam surat perjanjian hutang, Anda juga harus paham beberapa tips membuat surat perjanjian hutang.
1. Gunakan Bahasa yang Profesional dan Sopan
Tips membuat surat perjanjian hutang yang pertama adalah dengan menggunakan bahasa yang profesional dan juga sopan. Di mana perlu Anda ketahui surat perjanjian hutang adalah surat yang bersifat resmi, sehingga pembuatan surat ini tidak bisa sembarangan dan harus menggunakan bahasa yang profesional dan juga sopan.
Selain itu, surat ini juga nantinya dapat ditunjukan sebagai barang bukti di pengadilan manakala terjadi permasalahan dalam proses hutang piutang. Oleh sebab itu, penggunaan bahasa yang profesional dan juga sopan sangat penting untuk digunakan ketika membuat surat perjanjian hutang ini.
2. Cantumkan Informasi Spesifik
Dalam surat perjanjian hutang, pastikan Anda mencatat semua informasi spesifik yang menyangkut data diri, nominal uang, hingga bunganya. Di mana hal ini sangat penting untuk menghindari kesalahpahaman dalam proses hutang piutang.
Tidak hanya itu, informasi yang spesifik ini juga menjadi landasan kepercayaan antara kedua belah pihak. Di mana jika informasi yang diberikan oleh satu pihak ternyata tidak benar dengan kenyataan, maka bagaimana mungkin pihak lain akan percaya sepenuhnya dalam proses hutang piutang ini.
3. Usahakan Adanya Saksi
Seringkali ada beberapa pihak yang mengingkari perjanjian dalam hutang, hal ini bukanlah kasus langka lagi. Sebab, saat ini kasus mengingkari surat perjanjian marak terjadi. Oleh sebab itu disarankan Anda mengundang saksi untuk dapat meningkatkan keabsahan proses perjanjian hutang piutang tersebut.
Selain itu, saksi ini juga dapat dijadikan barang bukti di pengadilan yang cukup kuat. Sehingga manakala satu pihak mengelak telah menyetujui surat perjanjian tersebut, hal itu akan terbantahkan dengan adanya saksi yang menyaksikan proses perjanjian tersebut.
4. Buat Salinan dari Surat Penagihan
Tips lainnya yang perlu Anda lakukan untuk membuat surat perjanjian adalah membuat salinan dari surat perjanjian yang sudah disepakati kedua belah pihak. Di mana salinan ini dapat menjadi bukti manakala surat perjanjian yang asli telah hilang ataupun rusak.
Selain itu, membuat salinas dari surat perjanjian hutang yang asli juga dapat menjadi bukti manakala adanya kecurangan dalam proses hutang piutang. Di mana dengan salinan perjanjian hutang asli tersebut, Anda akan semakin aman dari tindak kecurangan proses hutang piutang yang marak terjadi saat ini.
Contoh Surat Perjanjian Hutang
Contoh 1
BANK ABC
Jalan Kebayoran Lama No 67 Jakarta
Nomor : 12/SJ-DDA/20/2022
Kepada Yth,
Ibu Lita
Di Tempat
Dengan hormat,
Bersama dengan surat ini, saya sampaikan surat penagihan hutang Ibu yang sebesar Rp100.000.000,00 sudah melewati jatuh tempo. Dikarenakan sudah melewati tempo yang diberikan maka Ibu akan dikenakan beban tambahan sebesar 15%.
Untuk pembayaran utang tersebut, Ibu dapat datang langsung ke kantor saya dan membicarakannya. Surat ini dapat menjadi acuan untuk Ibu bawa ke kantor kami. Batas waktu akan ditambah selama 20 hari.
Surat ini dapat dipertanggungjawabkan sebagaimana mestinya jika Ibu sudah melunasi pembayaran. Dengan begitu, Ibu tidak akan mendapatkan kerugian.
Demikian surat ini saya sampaikan kepada Ibu. Dimohon untuk kerjasamanya dan terima kasih atas perhatiannya.
Jakarta, 10 April 2021
Hormat kami,
Direktur Keuangan BANK ABC
Tuti
Contoh 2
CV Layla MANDIRI
Jl Pemuda No 60 Jakarta Utara
Nomor : 121/DSF-ADA/15/2020
Lampiran : 2 (dua) lembar
Perihal : Permohonan Kelanjutan Pembayaran Proyek
Kepada Yth,
Manajer PT CBA
Bapak Dodi Susanto
Dengan hormat,
Melalui surat ini, kami memberitahukan bahwa berdasarkan catatan kami per tanggal 5 Maret 2020, telah dikirim sebanyak 20 unit meja kerja. Namun, hingga hari ini, 15 April 2020, Bapak belum membayar yang ketiga kali.
Sesuai dengan perjanjian, pembayaran peralatan kantor ini dijadwalkan akan diangsur selama 6 kali. Total pembayaran yang harus dibayar adalah sebesar Rp. 5.000.000 (lima juta rupiah).
Jumlah tersebut sudah disesuaikan dengan kesepakatan bersama sesuai dengan faktur terkait. Faktur sudah kami lampirkan di surat ini untuk dipergunakan sebagai acuan. Sebagai pertimbangan yang sudah disepakati, bahwa pembayaran akan dilakukan setiap bulan dengan maksimal tempo yaitu 2 minggu.
Tertanggal hari ini 15 April 2020, jatuh tempo sudah diberlakukan. Serta dengan ini juga kami memperjelas kembali bahwa Anda telah melewatkan pembayaran ketiga pada bulan lalu. Maka dari itu pembayaran sudah menunggak selama dua kali.
Dimohon kerja sama untuk membayar secepatnya agar pembelian selanjutnya dapat diproses. Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih.
Hormat kami,
CV MULYA MANDIRI
Dengan mengetahui berbagai contoh surat perjanjian dan juga cara membuatnya di atas, seharusnya sekarang Anda sudah paham seberapa penting surat ini untuk mematikan pembayaran hutang tetap berjalan lancar. Namun, jika menggunakan surat perjanjian hutang tidak berhasil untuk membuat uang yang Anda hutangkan kembali, maka Anda perlu menggunakan jasa penagih hutang Debt Recovery Indonesia.
Dengan pengalaman selama lebih dari 10 tahun, kami telah sukses menangani ribuan kasus penagihan hutang dengan efektif dan juga legal. Jika Anda tertarik untuk mencoba menggunakan jasa kami untuk mengatasi hutang yang tidak kunjungi dibayarkan, maka Anda dapat menghubungi kami segera melalui website resmi kami.